Jenis rasa sakitnya bukan suatu persoalan; yang penting rasa
sakit yang dialami tersebut tidak menyenangkan. Karena kemarahan selalu
didahului oleh perasaan sakit, maka bisa dikatakan sebagai ‘emosi yang membekas’.
Kemarahan dan Pikiran
Rasa sakit saja tidak cukup untuk menimbulkan kemarahan.
Kemarahan terjadi ketika rasa sakit digabungkan dengan pikiran yang memicu
kemarahan.
Pikiran yang dapat memicu kemarahan seperti penilaian
pribadi, asumsi, evaluasi, atau interpretasi situasi yang membuat orang
berpikir bahwa orang lain berusaha (secara sadar atau tidak) untuk menyakitinya.
Kemarahan: Emosi Sosial
Seseorang selalu memiliki target yang menjadi sasaran
kemarahannya (bahkan bisa juga target itu adalah dirinya sendiri). Perasaan
sakit, dikombinasikan dengan pikiran pemicu kemarahan memotivasi seseorang
untuk mengambil tindakan, menghadapi ancaman dan membela diri dengan menyerang
target yang menurutnya menyebabkan sakit.
Lalu bagaimana mengendalikan kemarahan ?
Berikut beberapa hal yang bisa Anda coba:
Baca juga: Tindakan Berbicara Lebih Lantang Daripada Kata-kata
1. Atur Napas dan Kendalikan Pikiran
Ketika kemarahan mulai muncul, cobalah untuk menarik napas
panjang dan dalam, kemudian mengembuskannya secara perlahan. Ulangi hingga Anda
merasa tenang dan rasa marah yang muncul mulai mereda.
Hitung 1 hingga 10 sambil mengatur napas untuk memberi waktu
agar dapat menenangkan diri dan berpikir jernih.
2. Temukan Akar Masalahnya
Selalu ada sesuatu yang dapat memicu seseorang untuk marah. Cara
sederhana mengatasi marah berikutnya dengan menuliskan segala sesuatu yang
membuat Anda marah. Dengan mengetahui segala hal yang memicu kemarahan, maka Anda
bisa mengambil sikap dengan lebih hati-hati, Anda pun dapat fokus mengatasi dan
mencari jalan keluarnya.
3. Menjauhi Sesuatu yang Membuat Anda Marah
Berikutnya dengan menjauhi sesuatu yang membuat Anda marah.
Misalnya, jika Anda sedang berbeda pendapat, jangan buru-buru meluapkan emosi
dan mengacaukan segala hal.
Atasi dengan mengubah topik pembicaraan atau mengakhiri obrolan dengan menyetujui perkataannya. Bila hal ini masih tidak efektif, solusi terakhir adalah menjauhi orang yang membuat Anda emosi.
4. Pikirkan Sesuatu yang Lucu
Jika kemarahan Anda sudah meledak, Anda bisa mengalihkannya atau
menghibur diri sendiri dengan sesuatu yang lucu. Misalnya, mengingat-ingat film
komedi favorit atau hal-hal lucu lainnya untuk mengalihkan amarah.
5. Instropeksi Diri
Dari sekian banyak kemarahan bisa jadi sebagian muncul dari
diri Anda sendiri. Hindari untuk menyalahkan orang lain, biasakan untuk tanya
kepada diri sendiri apa yang membuat Anda berada dalam kemarahan. Luangkan
waktu untuk menginstropeksi diri dan minta maaf bila terlanjur menyalahkan
orang lain.
Jangan sampai kemarahan yang muncul memberikan dampak bagi orang lain di sekitar yang tidak salah apa-apa.
Kemarahan umumnya tidak menyelesaikan atau mengatasi masalah bahkan dapat menciptakan masalah baru, termasuk masalah sosial dan kesehatan.